Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam sebuah acara kampanye Pilpres AS di Trump National Doral Golf Club di Miami, Florida, AS, pada Selasa, 9 Juli 2024. Eva Marie Uzcategui/Bloomberg |
Bisnis.com,
JAKARTA – Analis memperkirakan Rupiah makin melemah di hadapan dolar AS apabila
Donald Trump memenangkan pemilu Amerika Serikat.
Direktur
Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan rencana pembunuhan
terhadap Donald Trump ini menjadi awal dolar mengalami penguatan.
Sebelum
penembakan Trump, dolar melemah disebabkan oleh spekulasi penurunan suku
bunga. Akan tetapi, lanjut Ibrahim, penurunan suku bunga memiliki efek
yang lebih kecil dibandingkan dengan percobaan pembunuhan terhadap Donald
Trump.
"Sehingga
di dalam taruhan di Amerika bahwa Donald Trump itu pasti ya, 68% itu akan
memenangkan Pilpres di bulan November ya, kalau melawan dengan Joe Biden,"
ujar Ibrahim, Jumat (19/7/2024).
Hal tersebut karena Donald Trump sendiri mengatakan jika seandainya dirinya
terpilih sebagai Presiden Amerika, kemungkinan besar perang besar di
Rusia-Ukraina, dan Israel-Palestina akan mereda.
Hal
ini merupakan titik balik karena sebelumnya Amerika Serikat begitu mendukung
Ukraina, kemudian mendukung Israel sehingga peperangan sampai saat ini masih
terjadi.
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, dalam wawancara dengan Bloomberg Trump mengatakan
apabila dirinya terpilih sebagai Presiden Amerika, dia akan melakukan perang
dagang dengan Tiongkok tahap ketiga, dan juga dengan Taiwan.
Menurut
Trump, Taiwan sampai saat ini mendapatkan persenjataan dari Amerika, tetapi
tidak pernah memberi timbal balik terhadap Amerika.
Trump
mengatakan Amerika dianggap Taiwan sebagai perusahaan asuransi. "Sehingga
ini mempengaruhi pasar pasar, bergolak ya saham-saham di Amerika mengalami
kenaikan terutama ditopang oleh saham-saham teknologi. Di Eropa juga mengalami
kenaikan," ujar Ibrahim.
Akan tetapi, pasar saham di Asia berguguran karena kondisi Tiongkok sebagai
salah satu negara ekonomi terbesar kedua di dunia sedang mengalami permasalahan
setelah pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2024 berada di luar dugaan.
China
mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7%, yang sebelumnya diekspektasikan
sebesar 5,1%. Hal ini diperparah dengan testimoni dari Donald Trump yang akan
melakukan perang dagang.
Publik
juga menganggap bahwa Donald Trump kemungkinan besar akan memenangkan Pilpres
di bulan November.
"Ini
membuat harga saham di Asia berguguran dan ini berdampak dengan indeks harga
saham di Indonesia dan ini pun juga terhadap rupiah," ucap Ibrahim.
Tidak ada komentar
Posting Komentar